2017年1月17日星期二

Otodidak | Lancar Berbicara Bahasa Inggris Tanpa Guru (Kesimpulan)

Kesimpulan! Inilah artikel yang mungkin lebih sesuai untuk Anda jika Anda bingung dengan uraian panjang lebar saya di artikel saya yang pertama. Tapi maaf, artikel kedua ini dibuat tanpa gambar sama sekali karena diharapkan Anda bisa menggambarkannya sendiri ... hahahha ... dan sekali lagi maaf, artikel ini sangat serius ...

Tanpa guru tidak berarti tanpa uang. Justru Anda harus siap mengeluarkan uang. Harus siap menghadapi kesulitan tanpa seorang pemandu dan terus mencari dan mencari hingga mencapai tujuan Anda.

Belajarlah Mencintai Bahasa Inggris Sejak Dini
Kalau Anda mencintai sesuatu atau seseorang pasti Anda akan mempertahankannya untuk diri Anda. Bahkan Anda mau menghabiskan waktu berjam-jam tiap hari, menghabiskan uang berjuta-juta, melakukan pengorbanan apa saja untuk sesuatu atau seseoang yang Anda cintai. Pengorbanan Anda -- apa pun bentuknya -- akan berbuah kebahagiaan dan keberhasilan.

Gunakan Buku Yang Bagus dan Sesuai
Anda tidak perlu menggunakan -- atau berganti-ganti -- banyak buku karena itu hanya akan membuang waktu, uang dan tenaga Anda. Tentukan satu metode -- syukur 1 metode cukup dengan 1 buku -- dan selesaikan metode itu hingga tuntas. Jika terpaksa 1 metode menggunakan beberapa buku -- umumnya 4 atau 6 -- gunakan separuhnya saja. Jangan berganti dari satu metode ke metode lainnya. Karena Anda akan berada di titik awal terus. Seperti membina hubungan dengan seseorang kekasih maka jangan suka berganti-ganti kekasih. Karena setiap kali berganti kekasih maka Anda akan memulai hubungan dari awal lagi dan tidak pernah tuntas.

Buatlah Jadual Belajar Rutin
Seseorang memerlukan rutinitas. Memerlukan pengulangan-pengulangan agar memahami sesuatu. Makan saja diulang-ulang setiap hari, supaya Anda tahu fungsi makan membuat tubuh Anda sehat dan tumbuh berkembang. Anda mengalami perubahan. Begitu juga dengan belajar bahasa Inggris memerlukan jadual rutin sehingga Anda bisa mengulang-ngulang kata-kata, kalimat-kalimat, pelajaran-pelajaran sehingga Anda menjadi benar-benar paham dan jelas mengenai sesuatu pembahasan. Kemampuan berbahasa Inggris Anda tumbuh dan berkembang. Jika Anda punya kekasih, Anda juga memerlukan kunjungan berulang-ulang ke rumah kekasih Anda, agar cinta Anda berdua bisa tumbuh dan berkembang. Camkan hal ini!

Tentukan Tujuan
Seperti sekolah, tidak harus seseorang kuliah D-3 atau kuliah S-1 atau bahkan menjadi profesor. Anda bisa menentukan apakah Anda hanya akan sampai SMP saja atau SMA saja. Seterusnya Anda perlu mengamalkan ilmu yang Anda miliki. Dan syukur-syukur bisa sambil mengembangkannya dalam hidup. Belajar bahasa Inggris juga demikian. Anda tidak harus mencapai tingkat menengah (intermediate) atau tingkat mahir (advanced). Jika Anda rasa pada tingkatan dasar lanjut (pre-intermediate) sudah mencukupi maka Anda tinggal mempraktekannya dalam pergaulan sehari-hari. Dan ada kemungkinan kemampuan dan keahlian Anda akan terasah melalui pergaulan tersebut dan bisa mencapai tingkat mahir (advanced) tanpa Anda sadari. Jika Anda mencapai tingkatan mahir (advanced) dengan cara ini, bisa diibaratkan Anda memperoleh gelar doktor honoris causa tanpa kuliah.

Bertanya Jika Tidak Tahu
Jangan malu-malu bertanya jika menemukan hal-hal yang Anda tidak tahu mengenai bahasa Inggris kepada orang-orang yang Anda anggap lebih tahu dan lebih pintar bahasa Inggris. Anda bisa mulai pergaulan dengan beberapa guru bahasa Inggris atau praktisi -- guide, penerjemah, interpreter -- bahasa Inggris yang sudah berpengalaman. Atau jika Anda tetap malu, Anda bisa bertanya kepada simbah "Google". Tapi jangan coba-coba ketik "di mana kucing saya yang hilang" karena simbah "Google" tidak akan bisa menjawabnya! 

Situasi Adalah Konteks
Praktek bahasa adalah sesuatu yang penting dan mendasar. Kegagalan seseorang dalam belajar bahasa Inggris biasanya karena tidak pernah melakukan praktek. Tidak mungkin seumur hidup Anda hanya akan belajar dari buku saja tanpa melangkah ke alam praktek. Tidak mungkin seorang yang mempelajari resep-resep membuat kue-kue dan masakan yang lezat dan Anda bisa mengingat ribuan resep masakan dari dalam dan luar negeri tetapi tidak pernah benar-benar membuatnya sehingga Anda bisa dikatakan sangat mahir. Ingat, resep di buku tidak ada rasanya. Ketika dipraktekan dan dibuat baru ada rasanya. Begitu juga dengan bahasa asing. Ketika mempraktekan bahasa ibu atau bahasa sendiri, Anda sudah memahami situasinya. Sehingga kesalahan Anda akan menjadi minimal. Begitu juga ketika Anda menggunakan bahasa Inggris, maka ketika membicarakan suatu tema, konteksnya akan selalu sama dengan salah satu situasi yang akan Anda hadapi dalam bahasa ibu kita. Intinya, tidak ada sesuatu yang baru yang akan kita hadapi. Semuanya sama saja hanya bahasa yang digunakan berbeda. Maka ketika Anda belum mahir sekali -- atau kekurangan kosa kata -- yang harus Anda lakukan adalah memahami konteksnya. Sehingga Anda memahami situasinya.

Jadikan Bahasa Inggris Bahasa Pilihan Anda
Anda harus memilih bahasa Inggris sebagai bahasa pilihan Anda dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menggunakan ATM, sosial media, menggunakan software di komputer, browsing di internet, menyanyikan lagu-lagu, membaca buku, membaca majalah, membaca surat, membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton video. Dan semua itu sebaiknya menggunakan bahasa Inggris. Dan jika ini terjadi setiap hari maka ini adalah pembiasaan yang baik. Seolah-olah Anda tinggal di sebuah negara berbahasa Inggris karena setiap hari Anda harus melakukan segala sesuatunya dalam bahasa Inggris. Ketika berinteraksi dengan mesin seperti ATM, gunakan bahasa Inggris. Ketika menggunakan gadget handphone, tablet, netbook; setel semuanya dalam bahasa Inggris. Ketika memakai software, pilih bahasa Inggris sebagai bahasa software Anda. Begitu seterusnya.

Buatlah Proyek Pribadi
Anda bisa melakukan proyek-proyek pribadi untuk mengasah bahasa Inggris Anda.  Misalnya menterjemahkan lagu-lagu barat ke dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. Atau menulis artikel sebanyak 2 atau 3 halaman dalam bahasa Inggris dan sebagainya. Jika Anda cukup percaya diri dengan kemampuan Anda, lakukan proyek-proyek yang bisa menghasilkan uang. Misalnya, membuat jasa terjemahan abstrak bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi atau tesis dengan tarip tertentu. Hingga hari ini saya pun masih membantu para mahasiswa untuk menterjemahkan abstrak ke dalam bahasa Inggris. Abstrak adalah pekerjaan yang sangat ringan karena biasanya hanya terdiri dari beberapa paragraf saja. Dan hasilnya juga lumayan. Satu lembar bisa bernilai pekerjaan tukang setengah hari kerja yang bisa diselesaikan hanya dalam waktu kurang dari 1 jam.

Tidak Terpengaruh Situasi atau Keadaan
Ketika bahagia, sedih, gembira atau marah; Anda tetap harus belajar terus bahasa Inggris.

Bergaul dan Berkomunikasi Rutin Dengan Bahasa Inggris
Anda bisa membuat akun facebook baru dan mencari kenalan sebanyak 5 hingga 10 orang saja dari beberapa negara berbahasa Inggris: Amerika, Kanada, Australia dan Inggris. Kemudian, amati status-status mereka. Jika Anda belum berani berkomentar minimal Anda bisa memahami status mereka dan komentar teman-teman mereka atas status mereka. Anda bisa ikut berkomentar dengan emoticon saja ... hahahaha ... setelah 2-3 bulan, Anda sudah terbiasa dengan status dan komentar dalam bahasa Inggris dan Anda akan mulai ikut berkomentar.

Bekerja di Lingkungan Berbahasa Inggris
Tidak harus di hotel berbintang atau hotel berstandar internasional. Tidak juga harus di restoran internasional. Anda bisa menjual cenderamata murahan kepada orang asing atau menjadi tukang becak di kawasan turis (seperti di Yogyakarta). Di Yogyakarta hampir semua tukang becak dan tukang andhong (yang mengendalikan kereta kuda) bisa berbahasa Inggris padahal mereka hanya belajar bahasa Inggris di tingkat paling rendah (Low Level English).

Mengkoleksi Bahan Bacaan Berbahasa Inggris
Kadang-kadang Anda tidak perlu membaca keseluruhan buku-bukunya tetapi Anda bisa belajar kata-kata baru cukup dari judul-judulnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ya, bahkan judul sebuah buku saja bisa mengajarkan kepada kita kosakata baru dalam bahasa Inggris.

Tinggal di salah satu negara berbahasa Inggris
Ini tidak perlu. Ini tidak penting. Di jaman internet ini semua yang ada di negara-negara lain bisa kita nikmati dari negara kita sendiri dengan biaya murah. Anda bisa mendengarkan siaran radio 24 jam sehari dalam bahasa Inggris dari Eropa, Amerika, Kanada atau Australia tanpa harus hidup di sana. Tapi, saya kan menginginkan suasana yang berbeda! Mungkin hati dan pikiran Anda memprotes pernyataan di atas. Kalau hanya menginginkan suasana berbeda, Anda cukup pergi ke Bali selama beberapa hari atau beberapa minggu. Di sana suasananya seperti di negara-negara barat. Tidak ada bedanya. Ingat, negara kita adalah negara yang terindah di muka bumi ini. Dan kita bisa menikmati layanan mahal negara ini dengan gratis. Orang-orang asing saja mengeluarkan biaya mahal dan menabung selama bertahun-tahun untuk bisa menikmati alam Indonesia ini.

Pilihan Terakhir
Ini bukan merupakan cara pilihan saya. Biasanya yang mengambil pilihan ini adalah orang-orang Eropa dan Amerika. Jika mereka ingin bisa berbahasa asing -- seperti Thailand, Korea, Jepang atau Cina -- maka mereka akan belajar "survival language"-nya dulu dan kemudian datang ke negara pilihan. Setelah mereka sampai mereka akan mencari kekasih. Jadi mereka bisa belajar dari kekasih mereka yang native speaker bahasa Thailand, Korea, Jepang atau Cina. Bahkan jika mereka berfikir bahwa kepentingan mereka adalah jangka panjang -- misalnya menjadi penerjemah atau guru atau penulis buku, maka mereka akan menikah dengan kekasih mereka. Maka jika ini juga menjadi pilihan Anda, mulailah membina hubungan menjadi kekasih seseorang dari negara-negara berbahasa Inggris. Kalau pun, Anda tidak sampai ke jenjang pernikahan, Anda sudah memiliki guru native speaker gratis selama Anda menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Pantang Mundur Jika Terjadi Salah Paham
Jika dalam bahasa Indonesia saja, Anda bisa mengalami "salah paham" dengan sesama orang Indonesia, maka dalam bahasa asing -- seperti bahasa Inggris -- jika Anda mengalami lebih banyak salah paham, itu adalah NORMAL dan BISA DIMAKLUMI. Dan kesalahpahaman ini tidak boleh menyurutkan langkah Anda untuk terus belajar dan mempraktekan bahasa Inggris.

2017年1月14日星期六

Otodidak | Lancar Berbicara Bahasa Inggris Tanpa Guru

Cinta Pertama
Pertama kali mengenal bahasa Inggris adalah saat kelas 1 SMP pada tahun 1983. Karena ibu gurunya -- orang solo -- begitu disiplin, maka saya terdidik untuk menyukai dan mencintai bahasa Inggris dari awal. Setiap selesai menerangkan 1 pelajaran, pasti selalu ada tes dan PR. Karena suka, maka semuanya kelihatan jadi mudah. Nilai bahasa Inggris saya selalu bagus. Yang terbagus di kelas. Dan bahkan saya buktikan sebagai yang terbaik di sekolah. Dan nilai bagus bahasa Inggris ini bisa saya pertahankan hingga saat kuliah. Seringkali ujian bahasa Inggris yang memakan waktu 90 menit saya selesaikan dalam waktu antara 10-15 menit saja dengan hasil yang bagus. Saat kuliah saya juga mendapat nilai A+. Tetapi, saya bukan orang yang mudah puas. Ketika SMP kelas 1, saya masih mencari-cari buku-buku bahasa Inggris lain yang saya anggap tingkatannya lebih di atas daripada yang sedang  saya pelajari di sekolah. Pada saat kelas 2 dan 3 SMP meskipun ibu gurunya berbeda -- dan ibu gurunya benar-benar tidak menyukai saya karena suatu alasan pribadi -- saya tetap bisa mempertahankan nilai-nilai bahasa Inggris saya selalu bagus. Ibu guru kelas 2 dan 3 berbeda cara mengajarnya karena setiap kali selalu memberikan PR membuat 1 kalimat menjadi 16 tenses. Belakangan baru saya tahu bahwa tenses itu hanya ada 12. Bulan Desember tahun 2017, ada acara reuni pertama angkatan saya di sekolah setelah lebih dari 32 tahun tidak bertemu... ketika teman-teman bertemu saya ..ada yang ingat nama saya dan ada yang lupa ... Mereka yang benar-benar lupa nama saya ternyata ingatnya cuma "oh ... ya  yang pintar bahasa Inggris,"

SMP tempat saya pertama kali jatuh cinta dengan bahasa Inggris (1983-1986)

Buku-buku lokal
Sebagai generasi "ini budi ... ini ibu budi ..." saya adalah makhluk Allah yang suka membaca ... hahaha ... suka keluyuran jauh ... tidak pernah takut diculik ... tidak takut kulit jadi hitam karena kepanasan ... dan tidak punya banyak pilihan seperti generasi sekarang ... hahahha ... Barangkali karena hanya punya pilihan serba terbatas, generasi saya -- atau tepatnya kami -- tidak menjadi manusia yang bingung ... Lihatlah generasi hari ini yang dihadapkan kepada 1000 atau bahkan jutaan pilihan .... hahahhaha ... mereka sering bingung membuat keputusan.

Saya bisa baca tulis karena belajar dari buku ini saat SD kelas 1

Saya membeli banyak buku-buku bahasa Inggris dengan berbagai metode. Sistem 24 jam. Sistem 40 jam. Sistem 100 jam. Semua itu adalah buku-buku terbitan dan tulisan lokal dari Semarang. Meskipun jika saya bandingkan -- metode dan penulisan bukunya tidak seberapa bagus -- tetapi buku-buku seperti itu bisa membuat saya senantiasa berada jauh di depan daripada pelajaran bahasa Inggris saya di sekolah. Bahkan, pelajaran bahasa Inggris di sekolah terlihat tertinggal jauh sehingga sangat mudah bagi saya mengerjakan tugas-tugasnya, PR-PRnya maupun mengikuti ujian-ujiannya.

Yang tersisa dari buku-buku yang saya beli waktu SMP

Kadang-kadang buku-buku lama justru sangat bagus dan sangat praktis jika dibandingkan dengan buku-buku sekarang. Ada buku paket dari pemerintah untuk bahasa Inggris kelas 1 SMP (terbitan tahun 1962-an) yang menyajikan kaidah SPELLING dengan sangat bagus. Saya bersyukur masih bisa menemukan buku tersebut dan mengambil pelajaran dari buku tersebut.

Buku paket dari pemerintah

Buku di atas adalah buku bahasa Inggris kelas 1 SMP yang dicetak di atas kertas buram dengan ilustrasi seadanya dan dengan kualitas cetakan yang buruk. Diterbitkan oleh PN Balai Pustaka pada 28 Pebruari 1962. Jumlah total halamannya 216. Meskipun secara fisik kualitasnya buruk dan seolah-olah dikerjakan asal-asalan, tetapi buku ini memiliki kelebihan tersendiri karena memuat materi SPELLING yang sangat bagus dan sangat lengkap yang dimuat hanya dalam 8,5 halaman saja. Penulisan buku ini melibatkan 6 ahli bahasa Inggris dari Amerika Serikat. Sementara buku-buku khusus tentang SPELLING karya orang Indonesia di sekitar tahun 1980-an halamannya melebihi 120 lembar dan terasa bertele-tele dan kurang praktis. Selain itu dalam buku ini juga dimuat beberapa lagu-lagu anak-anak yang sudah masyhur di negara-negara berbahasa Inggris.

English 900
Karena kerjaan setelah sekolah diisi dengan keluyuran ke semua toko-toko buku dan pameran-pamerean buku di kota tempat tinggal saya, pada sekitar 1984 (ketika kelas 2 SMP), saya menemukan dan membeli buku-buku terbitan Amerika "English 900" yang terdiri dari 6 jilid. Setiap jilid harganya Rp. 500,- (lima ratus rupiah waktu itu). Dan saya harus menabung uang saku saya selama 20 hari untuk membeli 1 jilid buku. Akhirnya saya bisa memiliki kesemua 6 jilid buku tersebut. Dengan mudah saya beradaptasi dengan buku "English 900" yang semuanya tertulis dalam bahasa Inggris. Sekadar gambaran, mungkin saya bisa memberikan contohnya dalam bentuk gambar-gambar yang saya scan sehingga pembaca bisa tahu seperti apa isi kandungan buku "English 900" ini.

Beberapa kelebihan buku "English 900"

Setiap pelajaran hanya berisi 15 kalimat dasar (bisa dihafalkan tanpa khawatir salah tata bahasa). Setiap buku hanya terdiri dari 10 pelajaran saja. Misalnya pelajaran 1 adalah greetings ... Mudah-mudahan Anda tahu apa itu greetings ... Atau malah rambut Anda juga greetings ya ... hahhahah

 

15 kalimat dasar itu dikembangkan dengan metode substitusi. Dengan metode ini, pembaca bisa belajar menyusun dan membuat kalimat dengan mudah tanpa memahami tata bahasa tetapi tidak akan salah. Ini adalah cara termudah belajar bahasa karena cara substitusi adalah cara paling alamiah. Seperti ketika kita kecil belajar bahasa dari ibu kita, maka secara tidak sadar kita menggunakan cara ini. Saya makan ... roti ... nasi ... ayam ... dan sebagainya. Saya minum ... susu ... teh ... kopi dan seterusnya. Anda tahu bahwa setiap bagian bisa diganti dengan ratusan atau ribuan kata yang sesuai tanpa mengubah struktur tata bahasanya.


Selain itu, masih dikembangkan lagi dalam bentuk percakapan.


Kemudian terdapat juga, latihan-latihan.


Dan terakhir, masih diingatkan beberapa kosa kata yang baru yang digunakan dalam pelajaran tersebut.


 Setiap kali menyelesaikan 5 pelajaran, maka akan dilakukan review (pengulangan pelajaran 1-5)


Kemudian, terdapat INDEKS KATA-KATA sehingga Anda bisa tahu pada pelajaran berapa Anda pertama kali mengenal kata-kata tersebut.


Dan pada bagian akhir setiap jilid dari buku ini terdapat KUNCI JAWABAN untuk latihan-latihan yang dikerjakan serta untuk review (pengulangan pelajaran). Adanya kunci jawaban ini dimaksudkan bukan sebagai contekan ... hahahahaha ... tetapi sebagai alat untuk melihat apakah jawaban Anda sudah benar atau masih salah. Jika sudah benar berarti Anda sudah paham. Jika masih banyak yang salah berarti Anda harus mengulangi lagi pelajaran tersebut hingga Anda benar-benar paham. Jadi, Anda bisa belajar sendiri menggunakan buku ini tanpa bantuan guru atau tanpa kursus.


Dan yang terakhiiiiiiiiiiiiiiiir sekali tentunya sampul buku bagian belakang ... hahahahhah

Meskipun hanya sampai level intermediate, buku "English 900" ternyata masih berguna hingga ketika saya kuliah di Yogyakarta. Ketika kuliah, ada seorang teman kos yang meminjam seluruh jilidnya dengan alasan untuk belajar tetapi sayangnya hanya ditumpuk di bawah kasur dan tidak pernah dikembalikan hingga saya lulus kuliah dan meninggalkan kota Yogyakarta. Di kemudian hari ketika saya memiliki lembaga kursus bahasa asing sendiri, saya merasa perlu mencari buku "English 900" ini dan menemukan dan membeli sebagiannya dari toko di mana saya membelinya dulu yaitu jilid 3, 4, 5 dan 6. Sedangkan untuk jilid 1, 2 saya berhasil membelinya dari penjual barang bekas online di Banjarmasin. Sekarang buku ini termasuk susah dicari. Bahkan di amazone.com harganya bisa mencapai lebih dari Rp. 250.000,- per jilid belum termasuk ongkos kirim. HATI-HATI untuk TIDAK KELIRU dengan buku "New English 900"!!!

 Tempat saya kuliah dulu (Yogyakarta, 1989-1994)

Disiplin & Teratur
Ini adalaha hal terpenting. Disiplin! Dari awal sudah saya ceritakan betapa ibu guru bahasa Inggris saya yang pertama adalah seseorang yang sangat disiplin. Untuk mendisiplinkan diri, saya akhirnya membuat jadwal belajar bahasa Inggris harian. Untuk ini sebenarnya berlaku rumus 15 menit setiap hari lebih baik daripada 3 jam per minggu. Tetapi, karena "rasa haus" yang ada pada diri saya, bagi saya belajar bahasa Inggris perlu waktu lebih banyak. Dan saya menentukan bahwa 2 jam per hari adalah yang paling ideal bagi saya. Dengan jadwal inilah saya juga belajar secara lebih teratur. Ingat bahwa disiplin dan teratur sangat penting. Bahkan dalam urusan makan saja, jika seseorang tidak disiplin waktu dan makan tidak teratur maka seseorang akan dengan mudah terkena penyakit "mag".
Hidup kita memerlukan sikap disiplin dan teratur. Bangun pagi setiap hari. Sarapan pagi. Pergi ke sekolah atau kantor. Makan siang. Pulang sekolah atau pulang kantor dan seterusnya. Jika Anda seorang muslim, Anda juga perlu disiplin dan teratur menjalankan shalat 5 waktu. Atau jika Anda seorang kristen maka Anda juga perlu disiplin dan teratur berdoa di rumah dan pergi ke gereja setiap minggu.
Dalam hal bahasa Inggris, waktu harus dibagi-bagi untuk listening, speaking, writing, reading dan juga belajar grammar (tata bahasa).

Love Song '80
Waktu kelas 2 SMP (1984), sekolah kedatangan guru musik baru dari Solo. Karena senang musik, saya dan teman-teman ke rumahnya. Awalnya saya belajar biola ... tetapi karena teman-teman lain mau belajar gitar, akhirnya saya ikut juga belajar gitar. Saya punya teman akrab bernama Ridwan yang suka lagu-lagu barat -- maksudnya lagu-lagu berbahasa Inggris -- dan akhirnya saya sering latihan bareng lagu-lagu love song: Nothing's Gonna Change My Love For You; House for sale, Dream of Me, Darling I Love You, Baby Blue, Children, You Are The Love of My Life, Somewhere Between dan lain-lain. Akhirnya telinga ini jadi sensitif sama kata-kata inggris. Dan tantangan berikutnya -- karena waktu itu sekumpulan teman-teman yang belajar gitar tidak ada yang punya kekasih -- maka setiap malam minggu adalah jadwal ngamen! Yah, latihan pronounciation bahasa Inggris sekaligus latihan bermain gitar, sekaligus latihan keberanian ... hahahhaha
Ketika kuliah, saya sudah tidak lagi suka menyanyikan Love Song ... tetapi berganti haluan menyukai lagu-lagu rock ... tidak ada bedanya karena lyric-nya berbahasa Inggris


MAE
Setelah saya lulus SMP, saya meneruskan sekolah saya di SMA paling favorit di kota saya. Ketika kelas 2 SMA (1987) saya membaca sebuah artikel di surat kabar Kompas. Penulisnya -- saya ingat -- bernama Sudirman. Judul artikelnya lupa. Dalam artikel tersebut, penulisnya menyatakan bahwa untuk belajar bahasa Inggris dari tingkat dasar hingga mahir tidak memerlukan banyak buku tetapi cukup 1 buku saja yaitu buku MAE terbitan Amerika Serikat. Buku ini memuat latihan-latihan dari tingkat dasar hingga tingkat mahir. Saya kembali berburu buku ini dan memperolehnya di salah satu toko buku di kota saya. Harganya waktu itu cuma Rp. 4000,-
Setelah saya mempelajari dan secara tertib dan rajin mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ini, akhirnya hanya dalam 6 bulan saya menguasainya. Seandainya saya menguasai buku MAE dari SMP, maka saya tidak perlu belajar lagi setelah SMA hingga kuliah. Uniknya, saya membeli buku ini 4 atau 5 kali karena sering diminta oleh teman-teman saya yang  katanya "minat" belajar bahasa Inggris. Bahkan ibu guru saya di SMA juga minta 1 dari saya. Tetapi, teman-teman saya yang meminta buku MAE samasekali tidak benar-benar minat. Entah diapakan buku tersebut. Hingga hari ini saya masih menyimpan 1 buah buku yang saya beli untuk ke-5 kalinya ini. Buku ini juga sudah langka dan susah didapat. Tetapi harganya di amazone.com tidak sedahsyat buku "English 900".
Saat SMA saya juga membeli buku lain yaitu "Choosing Your English" yang berisi pelajaran-pelajaran advanced level dengan standar British English karena diterbitkan oleh BBC dan penerbit Gramedia.


Belajar Bahasa Inggris Saat Marah
Ketika SMP, saya punya kebiasaan kalau sedang marah dengan orang tua, maka saya melampiaskannya dengan belajar bahasa Inggris dengan berteriak keras-keras hingga larut malam. Tujuan saya agar orang tua saya merasa terganggu. Tetapi ternyata mereka justru tidak terganggu dan tetap tidur nyenyak dan saya akhirnya tertidur karena kelelahan. Di sisi lain saya pelajaran saya bertambah maju meskipun saya belajarnya sambil marah. Orang tua saya kemudian membelikan paket pelajaran "New English By Phrases" terbitan "Bentara Antar Asia" yang berisi buku-buku sebanyak 30 jilid, 15 kaset dan sebuah kamus -- semuanya dalam 1 kotak. Harganya? Saya tidak pernah menanyakannya kepada bapak saya. Yang jelas bapak saya beli hanya diletakkan saja. Kasetnya tidak pernah diputar. Bukunya tidak pernah dibaca. Jadi sayalah yang akhirnya sering memutar kaset-kaset itu untuk belajar. Dan ketika SMA kelas 2 (1988), paket pelajaran tersebut digunakan di laboratorium bahasa sekolah saya sehingga saya tidak merasa asing lagi. Nilai pelajaran di SMA saya juga sangat bagus -- tetap terbaik. Ibu guru (kenapa kebanyakan gurunya perempuan ya?) yang mengajar bahasa Inggris juga memiliki perhatian terhadap saya dan beliau menyarankan kepada saya -- ketika saya sudah menjelang lulus SMA -- untuk terus mempelajari dan mendalami bahasa Inggris. Baru-baru ini saya buka lagi kotaknya, ternyata sebagian kasetnya banyak yang hilang. Bukunya juga sebagian kecil hilang. Yang menarik dari buku-buku pelajaran ini adalah gambar-gambar kartunnya yang lucu-lucu ... maklum saya juga seorang pelukis kartun sejak kelas 2 SD ... hahahhaha

 New English by Phrases: 30 buku, 15 kaset, 1 buah kamus, petunjuk pemakaian dalam 1 kotak.

Kamus Lokal
Pada awalnya saya menggunakan kamus-kamus lokal terbitan Semarang karena tidak tahu keberadaan kamus-kamus internasional yang lebih bagus. Harganya paling antara Rp. 2000,- hingga Rp. 3000,- Satu-satunya kamus lokal yang saya anggap bagus adalah kamus yang terdapat dalam paket "New English By Phrases" terbitan Bentara Antar Asia dan Oxford University Press.

Sudah lecek ... hahahhaha
(maklum terbitan 1977)

Kamus Asli Amerika
Sebelum menggunakan kamus monolingual (Inggris-Inggris) saya menggunakan buku yang saya peroleh dari VOA yaitu VOA Special English Wordbook yang berfungsi seperti kamus tetapi hanya berisi 1500 kata saja dan keseluruhannya ditulis dalam bahasa Inggris. Meskipun hanya merupakan buku sederhana tetapi buku ini sangat membantu saya untuk meninggalkan kamus-kamus lokal bilingual (Inggris-Indonesia).

Special English Word Book
25th Anniversary, terbit tahun 1984

Ketika akhirnya saya tahu bahwa sepupu saya -- yang belajar di pondok pesantren selama 13 -- punya kamus Webster terbitan Amerika Serikat, maka kamus itu saya minta dan saya gunakan.


Walaupun kamus webster itu terbitan tahun 1975 tetapi masih bagus dan sangat bermanfaat. Karena akhirnya terbiasa menggunakan kamus dengan standar bahasa Inggris, maka ketika mempelajari bahasa asing lain seperti bahasa Arab, bahasa Mandarin serta bahasa Prancis saya cenderung untuk menjadikan bahasa Inggris adalah bahasa standar bagi saya. Sehingga saya memiliki beberapa kamus Inggris-Arab dan Arab-Inggris, Prancis-Inggris dan Inggris Prancis serta Mandarin-Inggris dan Inggris Mandarin. Ketika kemahiran saya berbahasa Prancis dan bahasa Arab saya bertambah, saya juga menjadikan bahasa Prancis dan bahasa Arab menjadi bahasa standar kedua dan ketiga sehingga saya memiliki kamus Prancis-Arab dan Arab-Prancis yang mendukung proses pembelajaran saya.

Cina
Saat ini, lebih mudah mencari buku, kamus, audio dan video untuk belajar bahasa Inggris yang diterbitkan di Cina. Cina adalah sebuah negara yang maju pesat dan hampir semua barang tersedia dan mudah didapatkan di Cina. Mungkin bisa sambil jalan-jalan ke Cina.

 Ribuan pilihan buku-buku belajar bahasa Inggris terbitan negara Cina

Radio Australia, BBC dan VOA
Sejak SMP saya juga suka -- walaupun tidak sering -- mendengarkan siaran "English From Australia". Buku pengantar pelajarannya dijual oleh penerbit Sinar Harapan (pada waktu saya SMP). Tetapi, ketika saya masih SD, bukunya bisa diperoleh gratis dari Radio Australia dengan mengirimkan surat permohonan. Karena tidak dijual di toko dan harus pesan ke penerbit Sinar Harapan, maka saya malas membelinya dan cuma mendengarkannya sekali-sekali saja.

Katalog kiriman BBC London
BBC London tidak memberikan buku-buku gratis
Kalau minat harus beli

Karena ingin variasi, saya kadang mendengarkan siaran-siaran pelajaran bahasa Inggris dari BBC London. Ketika saya mencoba menulis surat permohonan untuk meminta buku-bukunya saya hanya memperoleh balasan sebuah katalog berisi buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia. Tetapi, BBC London juga mengirimkan sebuah majalah bulanan yang berisi ringkasan acara-acara bahasa Inggris yang akan disiarkan setiap 2 bulan. Majalahnya bernama "London Calling". Kalau tidak salah saya hanya menerima 2 atau 3 edisi saja. Saya mendengarkannya melalui radio seadanya yang tidak standar untuk mendengarkan siaran-siaran gelombang pendek luar negeri. Pelajaran bahasa Inggris di Radio Australia dan BBC masih menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Dan itu kurang menarik bagi saya.

Radio 12 band yang saya miliki semasa kuliah

Meskipun hanya menggunakan radio tidak standard (hanya 3 Band radio), saya baru tahu kalau Voice of America (VOA) memiliki acara yang lebih menarik yaitu "Special English Program". Saya menulis surat kepada VOA dan VOA mengirimkan kepada saya majalah VOICE, jadwal acara, Special English Wordbook (semacam kamus yang hanya berisi 1500 kata saja dan tentang hal ini sudah saya bahas di atas), buku Science in The News dan buku Words and Their Stories.

 Buku-buku dari VOA Special English

Saya lebih menikmati siaran-siaran dari VOA daripada BBC dan Radio Australia karena acara-acara Special English tersebut langsung disiarkan dalam bahasa Inggris tanpa pengantar bahasa Indonesia. Special English dimulai sejak tahun 1957. Acaranya menarik bagi orang-orang yang tidak berbahasa Inggris karena konsepnya yang sederhana. Berita atau fitur dibacakan dengan kecepatan 1/3 dari kecepatan normal. Satu kalimat hanya memuat satu ide. Dan kosa kata yang digunakan terbatas 1500 kata saja. Acara ini  telah membantu banyak orang-orang yang tidak berbahasa Inggris menjadi lebih mudah memahami bahasa Inggris meskipun bahasa Inggrisnya masih sederhana. Orang Amerika menyebutnya "baby-talk". Awalnya program ini dianggap sebagai program bahasa Inggris "paling memalukan" pada sekitar 1957 tetapi ketika terbukti bahwa banyak orang-orang di luar Amerika Serikat yang berminat, acara ini dianggap sebagai acara "paling berhasil". Kadang-kadang, saya menulis surat untuk meminta transkrip siaran-siarannya dan VOA selalu mengirimkannya untuk saya. Saya suka mendengarkan VOA Special English hingga saya kuliah.

 Team VOA Special English di akhir tahun 1980-an

Bahkan, karena saya juga menulis surat untuk seksi bahasa Arab, VOA Arab Service mengirimkan buku pelajaran percakapan bahasa Inggris dengan pengantar bahasa Arab sebanyak 6 jilid berjudul "تحدث بالإنجليزية" ketika saya kuliah. Buku-buku ini sangat sesuai bagi mereka yang memiliki latar belakang pendidikan pesantren dan ingin menguasai bahasa Inggris. Ada total 78 pelajaran yang terdapat dalam keseluruhan 6 jilid buku ini. Sayangnya VOA Arab Service sudah lama dibubarkan (tahun 2002) dan buku ini sudah tidak dicetak lagi. Tapi kalau Anda berminat membeli versi reprint nya ada dijual secara online.


Hampir setiap tahun VOA mengirimkan kalender waktu itu. Ada 2 kali saya meminta majalah dari Amerika kepada VOA dan seorang penyiar VOA Seksi Indonesia yaitu Bpk. Djoko Santoso mengirimkan majalah fotografi sebanyak 2 kali kepada saya (1986). Pada 1993 saya menulis surat kepada teknisi VOA -- Kim Andrew Elliot -- dan meminta buku World Radio TV Handbook -- dan beliau mengirimkan 1 buku untuk saya. Ketika itu saya masih mahasiswa dan tidak punya uang untuk membeli buku yang harganya $19,95 (belum termasuk ongkos kirim).

Buku pemberian Kim Andrew Elliot (Teknisi VOA)

Satu-satunya penyiar VOA Seksi  Indonesia yang pernah bertemu saya adalah Ibu Tari Iskandar (1998). Waktu itu beliau menginap di sebuah hotel internasional di Yogyakarta dan kebetulan saya bekerja sebagai resepsionis di hotel tersebut. Ibu Tari Iskandar menyiarkan acaranya melalui kamar hotel tempat saya bekerja.

Hotel tempat saya dulu bekerja.

Maaf, jangan beranggapan saya diterima bekerja di hotel internasional ini karena bahasa Inggris saya ... tetapi karena saya menulis surat lamaran kerja dan CV saya dalam bahasa Prancis karena saya tahu General Managernya asli orang Prancis waktu itu ... dan bahasa Prancis saya memang lebih bagus daripada bahasa Inggris saya ... hhahahaahha

Pada jaman dulu -- saat belum ada internet -- untuk mendengarkan siaran-siaran radio luar negeri diperlukan radio yang bisa menerima siaran gelombang pendek (shortwave). Ketika kuliah, saya membeli radio 12 band yang cukup bagus untuk mendengarkan siaran-siaran luar negeri tersebut. Pada saat yang sama saya juga menyiapkan alat perekam untuk merekam siaran dan kemudian mendengarkannya berulang-ulang.Sekadar cerita tambahan: salah seorang teman SMA saya sangat berminat dengan buku yang saya peroleh dari VOA yaitu buku Words and Their Stories dan kemudian teman saya mencari buku tersebut di seluruh toko buku di kota saya; keliling dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Dan hasilnya nihil. Keesokan harinya dia baru bertanya kepada saya: di mana saya membeli buku tersebut. Setelah saya ceritakan, akhirnya dia meminta alamat VOA di Amerika Serikat.

Menulis Surat Bahasa Inggris
Ini adalah kegiatan rutin yang saya lakukan sejak SMP, saya sering menulis surat ke luar negeri. Ke mana? Radio-radio asing: VOA, BBC, DW, RFI, RCI, NHK dan lain-lainnya sehingga hampir setiap hari tukang pos bisa dipastikan datang ke rumah saya untuk menyampaikan balasan-balasan surat dari mereka yang biasanya berisi kalender, buku-buku, kaset, sticker atau lainnya. Awalnya saya sering melakukan kesalahan saat menulis surat -- biasanya grammarnya salah sedikit. Dan ketika surat itu sudah dikirim, saya baru menyadarinya dan memperbaikinya di surat berikutnya. Karena sudah lebih dari 30 tahun saya menulis surat dalam bahasa Inggris, maka bisa dibilang sudah berpengalaman. Maka ketika saya bekerja di sebuah hotel internasional berbintang di kawasan Malioboro (Yogyakarta) teman-teman saya sering kagum dengan kemampuan menulis saya dan sering minta tolong dibuatkan surat lamaran kerja. Kegiatan menulis surat ini hampir bisa dikatakan setiap hari saya lakukan.

Ketika kelas 2 SMA, saya membuat sebuah kelab bernama Kelab Surat Menyurat Indonesia (English Correspondence Club) di mana anggotanya malah kebanyakan dari Jakarta ... hahahhah ... anehnya saya yang baru kelas 2 SMA justru memimpin mereka yang sudah kuliah dan sudah profesional ... gkgkgkgk ... Kelab ini sebenarnya merupakan kelab khusus bagi mereka yang mencari sahabat pena dari luar negeri. Mereka yang menjadi anggota kelab ini diajari cara menulis surat yang benar dan diberi 5 nama dan alamat sahabat pena dari luar negeri untuk dipilih. Setelah beberapa tahun, kelab ini saya alihkan kepada seorang mahasiswi di Jakarta. Tetapi kelanjutannya saya tidak tahu lagi. Saat kuliah saya merubah nama kelabnya menjadi IFA (International Friendship Association) tapi tidak seberhasil ECC.

Saat kelas 3 SMA, beberapa teman sekelas saya mencoba mempraktekan bahasa Inggris dengan menulis surat kepada saya. Kemudian saya melakukan koreksi tata bahasa dan membalas surat mereka. Tentu saja ada efeknya bagi mereka ... hahahha ... efek jera! gkgkgkgk

Saya (tanda x) dan teman-teman sekelas SMA

Dalam foto di atas sebenarnya saya tidak mau jongkok ... karena khawatir BAB ... tapi dipaksa sama fotografer untuk jongkok ...  hahhahahhah

Buku Loak
Buku loak atau istilah inggrisnya "second hand book" merupakan buku-buku yang saya minati. Kebetulan di Yogya ada tempat khusus mencari buku-buku loak. Lumayan saya bisa mendapatkan buku seperti ini:



DX-er dan QSL Card
Barangkali banyak yang belum tahu apa itu DX-er. DX-er adalah pemantau siaran radio -- dalam dan luar negeri -- yang rajin mencatat hasil monitoring frekwensi siaran gelombang tertentu. Laporan dari DX-er dikirimkan kepada radio yang bersangkutan dan biasanya akan dibalas dengan QSL Card. Karena sudah terlanjur nyemplung suka mendengarkan siaran-siaran radio luar negeri, maka saya pun secara rutin mengirimkan laporan-laporan monitoring frekwensi dan memperoleh balasan QSL Card yang berbentuk seperti kartu pos dengan gambar-gambar yang beragam mengenai keadaan negara yang bersangkutan -- misalnya keadaan alam, pariwisata atau lainnya. Misalnya QSL Card dari Radio Korea Internasional seperti di bawah ini:

QSL Card dari Radio Korea International -- Russian Service (Bagian Depan)

QSL Card dari Radio Korea International 
-- Russian Service 
(Bagian Belakang)

Dan untuk mendapatkannya saya harus mengirimkan hasil pantauan saya terhadap frekwensi Radio Korea Internasional seksi bahasa Rusia. Kira-kira format laporannya seperti ini:

Tinggal diisi alamat sendiri dan dibubuhi prangko (Bagian Sampul)

Diisi dengan berbagai rincian mengenai merk dan type radio
serta data rinci frekwensi, penilaian dan deskripsinya (Bagian Dalam)

Acara TV
Saat saya SMP (1983-1986) satu-satunya TV yang bisa ditonton hanya TVRI. Dan hanya 2 orang yang dikenal sebagai "bapak bahasa Inggris" yaitu Anton Hilman dan sebagai "ibu bahasa Inggris" adalah Nisrina H Nur Ubay. Acaranya selalu dibuat selang-seling mungkin dengan maksud supaya tidak bosan. Bagaimana pun tetap membosankan. Mungkin yang membuat agak sedikit tidak membosankan adalah acara yang dipandu oleh Nisrina H Nur Ubay karena di dalamnya ada rekaman video BBC "Follow Me"

Anton Hilman & Nisrina H. Nur Ubay


 Follow Me dari BBC ditayangkan saat acara bahasa Inggris TVRI bersama Nisrina H Nur Ubay

Tetapi, jika mau belajar bahasa Inggris yang benar-benar nyata justru lewat filem-filem kartun seperti Scoobie-Doo, Spiderman, Superman, Batman and Robin ... atau filem kesayangan anak-anak tahun 1980 yang diperankan oleh Mbak Melissa Gilbert dan Mbak Melissa Sue Anderson yaitu Little House on the Prairie ...karena waktu itu belum ada dubbing dan subtitle. Karena tidak ada filem lainnya, maka meskipun ceritanya membosankan tetap saja ditonton ... filem buatan antara 1974-1983 yang diperankan oleh Kangmas Michael Landon dan Mbakyu Karen Grassle itu ... Di dalam cerita itu ada Richard Bull dan Katherine MacGregor yang berperan sebagai satu-satunya keluarga kaya pemilik toko Nels dan Harriet Oleson yang sombong ... gkgkgkkgk ... jadi ingat ...














Buku asli "Little House On The Prairie" sebenarnya pernah lihat di tempat praktek seorang dokter yang memeriksa saya ketika sakit. Waktu itu saya masih kelas 4 SD dan belum bisa berbahasa Inggris. Saya hanya melihat saja buku tersebut ... Dan hingga hari ini belum pernah membacanya ... hahahah

Buku yang saya lihat kelas 4 SD
Filem
Tidak semua filem dari Inggris bagus untuk belajar bahasa Inggris. Jika Anda hanya suka menonton filem "Mr. Bean" atau "Bernard Bear", maka dijamin Anda tidak akan mengalami kemajuan berbahasa Inggris. Apalagi jika yang Anda sukai hanya filem katagori XXX dari Inggris, maka Anda hanya akan lancar mengucapkan "yes no" "yes no" dan "Oh my God". Itulah sebabnya saya bingung ketika bertemu anak-anak muda dan ketika saya bertanya kepada mereka, mereka hanya menjawab "yes", "no" dan ketika tidak bisa menjawab mereka mengatakan "Oh my God".
Tapi yang lebih parah lagi bagi mereka yang suka filem Warkop DKI, jika mereka saya tanya, mereka selalu menjawab "I ... Dono" "I Dono". Sehingga saya katakan kepada mereka "You Dono" He is Kasino and he is Indro .... Hahahahahh


Jaman Internet
Sejak tahun 1996, ketika internet mulai masuk Indonesia, saya merubah cara mendengarkan siaran-siaran radio luar negeri dengan menggunakan cara streaming dengan software-software radio -- seperti Readon Player atau Internet Digital Radio Tuner -- atau mendownload acara tertentu dalam bentuk mp3. Pada tahun 1996 biaya internet masih cukup mahal karena masih jarang sekali. Tetapi saat ini (2017) biaya internet adalah sangat murah. Kuota 1 GB bisa untuk streaming -- sekaligus merekam -- siaran radio selama 9 jam setiap hari selama lebih dari 1 bulan. Problem yang saya hadapi sekarang bukan lagi biaya kuota internet, tetapi karena isteri saya tidak suka mendengarkan siaran radio streaming tersebut dan menganggapnya sebagai "suara bising" yang tidak bermakna! Haahaha ...


Majalah Bahasa Inggris Lokal
Saya sempat membeli 2 atau 3 edisi lokal terbitan Semarang dan juga membaca majalah lokal terbitan Yogyakarta tetapi tidak merasa nyaman membacanya karena rasanya seperti membaca kalimat-kalimat Indonesia yang di"Inggris"kan. Untuk majalah bahasa Inggris lokal terbitan Yogyakarta, saya lebih sering membacanya karena kebetulan ilustrator majalah tersebut adalah teman saya. Saya cepat bosan dengan majalah-majalah lokal tersebut yang menurut saya "tidak standar" bahasa Inggrisnya.


Majalah Asli Terbitan Amerika
Ketika saya mengunjungi kediaman sepupu saya -- yang 13 tahun belajar di sebuah pesantren di Magelang -- di rumahnya saya menemukan majalah asli Amerika (lihat gambar di bawah). Sepupu saya sudah berlangganan mulai dari tahun 1970-an ketika masih di pesantren. Mulai Agustus 1989 saya berlangganan majalah tersebut secara gratis. Sayangnya, mulai tahun 1997 (setelah berusia 65 tahun), majalah tersebut berubah menjadi majalah berbayar. Awalnya, saya hanya membaca bagian "Readers' Letter" yang pendek-pendek, setelah itu membaca berita yang pendek-pendek saja dan berkembang bisa membaca artikel yang 1 halaman. Tapi tanpa terasa akhirnya saya bisa menghabiskan membaca artikel-artikel yang terdiri dari 2 hingga 4 halaman dengan ringan saja. Hingga saat ini saya masih berlangganan majalah-majalah gratis.

Langganan gratis cukup dengan mengisi dan mengirimkan kupon seperti ini,

Ketika kuliah saya juga sering mengirim permohonan buku-buku berbahasa Inggris. Akhirnya saya suka mengkoleksi beragam buku dalam bahasa Inggris dan kadang-kadang kita bisa belajar hal-hal baru hanya dari judul-judul bukunya serta belajar banyak dari isi bukunya. Hingga saat ini saya masih berlangganan puluhan majalah gratis setiap bulannya.

2 edisi majalah terbitan Amerika yang pertama kali saya peroleh

Majalah Asli Australia
Setelah saya berhenti bekerja dari hotel (1999), saya bekerja di sebuah perusahaan Prancis. Hanya saya satu-satunya orang Indonesia di perusahaan itu. Saya harus berbicara Prancis 24 jam sehari ... hingga mimpi pun dalam bahasa Prancis. Oh ya ... hampir lupa, saya memiliki ijazah internasional Prancis yang saya peroleh di tahun 1995. 

Catatan pribadi untuk rekan saya dari Prancis (1999)

Pada 1999 itulah saya berlangganan majalah gratis dari Australia. Namanya Living Today. Sayangnya, majalah itu berusia sangat pendek dari 1997 hingga 2001. Edisi terakhir (Desember 2001), masih saya miliki.Total edisi yang diterbitkan adalah 30 edisi -- 1 tahun 6 edisi terbit dwi bulanan -- dan saya hanya berlangganan yang dalam kotak merah saja.

Living Today magazine dari Australia yang berusia pendek

Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat yang paling sering saya kunjungi. Sejak SD, saya suka membaca: buku cerita, dongeng, serial lima sekawan, majalah Bobo, majalah Kuncung, buku biografi tokoh pahlawan dan tidak ketinggalan komik "Gareng Petruk". Saya juga memiliki sebuah taman bacaan yang saya beri nama "Taman Bacaan Mutiara".
Tetapi untuk urusan bahasa Inggris, saya sering meminjam buku-buku bacaan berbahasa Inggris di perpustakaan yang tentu saja serba terbatas karena kota tempat tinggal saya hanyalah kota kecil. Meskipun susah, tetapi saya bisa menemukan buku-buku seperti di bawah ini. Dan saya membacanya di tahun 1984. Cerita-cerita yang saya sukai di antaranya adalah cerita Kabayan dan Pak Dungu ... versi Inggris karya asli orang Indonesia.

 Persembahan bahasa Inggris dari Penerbit Djambatan

Selain itu, saya juga menemukan buku lainnya yaitu "Handbook for Writers" (Prentice-Hall, 1960) yang saya fotokopi sekitar tahun 1986. Hingga kini saya masih menyimpan fotocopy-nya, karena di dalam buku itu banyak sekali hal-hal penting mengenai bahasa Inggris yang tidak terdapat dalam buku-buku grammar. Misalnya mengenai cara mengukur seberapa banyak kosakata (vocabulary) yang kita kuasai hanya dengan mengisi 111 soal. Sesuai judulnya, maka buku ini merupakan referensi terbaik untuk mereka yang suka menulis untuk tujuan ilmiah.

Buku referensi yang bagus walaupun jadul
Perpustakaan Pribadi
Di rumah saya hampir semua buku-buku milik saya 98% adalah berbahasa asing -- biasanya Inggris, Prancis atau Arab -- yang 2% adalah buku-buku berbahasa Mandarin, Spanyol dan bahasa Indonesia. Tetapi jika melihat buku-buku versi elektronik PDF di komputer saya, maka 70% berbahasa Mandarin dan selebihnya adalah kombinasi berbagai bahasa lainnya.

Latihan Bicara
Sejak saya SMA saya sering latihan bicara dalam bahasa Inggris dengan .... diri sendiri (di depan cermin). Ini saya lakukan setiap waktu. Sehingga akhirnya saya terbiasa berfikir dalam bahasa Inggris. Ketika kuliah dan dosen saya menjelaskan materi kuliah dalam bahasa Indonesia, saya justru mencatatnya dalam bahasa Inggris. Sejak di Yogyakarta, saya bisa mempraktekan bahasa Inggris saya dengan orang-orang asing yang kebetulan bertemu saya di jalan. Saya tidak pernah dengan sengaja mencari dan "mengganggu" mereka. Saya cukup percaya diri dengan kemampuan bahasa Inggris saya. Dan hal ini bahkan bisa saya buktikan ketika saya bekerja di sebuah hotel internasional di kawasan Malioboro. Hampir semua rekan-rekan saya menganggap bahasa Inggris saya di atas rata-rata dan sering bertanya kepada saya. Pada awal kuliah saya dan beberapa rekan juga membuat sebuah biro penerjemah di kawasan Timoho Yogyakarta. Saat ini saya memiliki sebuah lembaga pendidikan bahasa asing di mana 5 bahasa di antaranya saya adalah pengajarnya.

Negara Jajahan Inggris
Saya dan keluarga pernah tinggal di sebuah negara bekas jajahan Inggris (British Commonwealth). Ada beberapa keuntungan tinggal di sini karena bahasa Inggris masih banyak digunakan: Undang-Undang dan produk-produk hukum berbahasa Inggris, surat kabar berbahasa Inggris, majalah berbahasa Inggris, tidak susah bertemu orang-orang asli Inggris dan sebagainya.

Menjadi "Pemulung"
Di luar negeri, setelah saya pelajari ada kebiasaan yang berbeda dengan orang-orang di negeri kita. Jika mereka mau membuang sesuatu yang masih berharga, mereka meletakkannya di depan rumah mereka dalam satu karton. Saya pernah "memulung" 2 karton buku-buku tetapi yang saya pilih hanya yang berbahasa Inggris dan Mandarin. Jadi hari itu saya membawa bawaan buku-buku tebal dan sukses menjadi "pemulung" di luar negeri. Saya pernah menyarankan murid saya yang tinggal di Taiwan untuk meniru kebiasaan saya memulung buku-buku. Ternyata di Taiwan lebih bagus lagi karena di setiap kota di negeri itu ada sebuah tempat yang dikhususkan untuk membuang buku-buku. Itulah sebabnya murid saya lebih mudah mendapatkan buku-buku bahkan bisa berkarton-karton. Saya pernah mendapat kiriman buku-buku hasil "pulungan" nya dan ketika dia pulang dia memberi lagi saya puluhan buku-buku yang menarik. Semuanya dalam bahasa Mandarin.

Salah satu buku hasil "pulungan" saya di luar negeri.

Pindah Australia?
Waktu kasus Bom Bali masih hangat (karena baru beberapa hari), saya berniat mengunjungi Perth (Australia Barat) dan sudah membeli tiket. Tetapi, karena gagal memperoleh visa dari kedutaan dan akhirnya tiket saya hangus. Saat itu memang susah memperoleh visa ke Australia. Untungnya tiket itu hanya tiket sponsor dari seorang murid saya yang berasal dari Sussex (Inggris). Tujuannya memang saya mau pindah dan tinggal di Australia dan kemudian keluarga menyusul. Setelah itu pada Pebruari 2007 saya dan keluarga kembali ke Indonesia dan sudah tidak lagi berminat tinggal di mana pun kecuali di kota asal saya yang tercinta ... hahahha ... Ada tawaran dari seorang teman yang sudah memperoleh Green Card untuk tinggal di Canada atau di Amerika Serikat tetapi saya menolaknya berulangkali karena samasekali sudah tidak berminat. Saya teramat mencintai tanah air saya dan tidak ingin lagi tinggal di negara mana pun kecuali di Indonesia. Kalau hanya sekadar kunjungan wisata tidak masalah tetapi tinggal dan bekerja di negara lain. I'm really really really sorry. I'm not interested. Bagi saya Indonesia adalah surga yang tak terkalahkan. Saya sungguh bersyukur kepada Allah untuk hal satu ini. Lagi pula tanpa harus tinggal di luar negeri, hampir setiap bulan saya mendapatkan penghasilan dari desain-desain saya yang saya jual melalui marketplace di Amerika Serikat. Saya menerima pembayaran melalui paypal. Biasanya saya pergunakan uangnya untuk belanja karena bisa ditransfer ke rekening bank saya atau ke rekening OVO milik saya. Ke depannya saya hanya berharap bisa mendapat dana bulan sebagai pensiun hari tua saya.

Tiket ke Australia yang hangus ... masih saya simpan

Rumah Saya
Biasanya orang asing datang ke rumah saya untuk berbagai keperluan: bisnis maupun non-bisnis. Tetapi, tujuan mereka hanya 1 yaitu minta bantuan agar urusannya cepat selesai. Untuk keperluan non-bisnis seperti pernikahan, orang asing berani membayar saya Rp. 200.000,- per jam agar saya bersedia menjadi interpreter bahasa Inggris dalam proses pernikahan mereka. Selain mengajar bahasa Inggris dan beberapa bahasa asing lainnya, saya juga membantu pelajar, mahasiswa dan para profesional dalam urusan mereka. Memang ada biayanya tetapi tidak semahal biaya jasa untuk orang asing.

Buku Elektronik
Mencari buku-buku berbahasa Inggris pada jaman saya dulu bukan hal mudah. Kadang-kadang harus ke luar kota mencari di beberapa toko buku dan hasilnya nihil padahal sudah mengeluarkan biaya transport, biaya makan dan sebagainya. Kalaupun bisa memperolehnya ternyata harus pesan dan makan waktu lebih dari 2 bulan. Tetapi, orang-orang di jaman saya sangat suka membaca buku. Pencarian sebuah buku merupakan sebuah pengorbanan yang tidak pernah dipersoalkan (meskipun rugi waktu, uang dan tenaga). Sekarang ini, mencari buku-buku berbahasa Inggris hanya di ujung jari Anda -- at your finger tip -- dan jutaan e-book bisa diperoleh hanya dalam hitungan menit ... dan ... snap ... langsung ada di komputer atau laptop atau gadget kita. Mudah, murah, tidak buang waktu, tidak buang tenaga. Ruang penyimpanannya pun bisa dibawa ke mana-mana (kata mbah Surip). Bahkan, flash disk seujung jari bisa menyimpan puluhan ribu buku elektronik. Sayangnya, orang-orang jaman sekarang malas membaca buku. Bahkan ketika membaca buku elektronik, orang-orang jaman sekarang beralasan bahwa membaca buku elektronik seperti bukan membaca buku. Aneh, bukan?!



Bahasa Inggris dan Jaman Sekarang
Sekarang semuanya serba mudah ... bahkan mencari teman penutur asli berbahasa Inggris pun mudah ... hanya di ujung jempol saja.  Dan bahasa Inggris adalah bahasa pilihan dalam segala sesuatu: software, akun media sosial, gadget dan lain-lain. Jika setelan dibuat dalam bahasa Inggris pasti membantu mempermudah belajar bahasa Inggris.Bahkan ada aplikasi belajar bahasa Inggris di handphone. Yang jelas generasi saya berbeda dengan generasi hari ini. Kalau dulu saya suka makan bagian yang kuning dari telur goreng, ternyata anak-anak saya -- saya punya 3 orang anak -- lebih suka makan bagian yang putih. Barangkali hal ini dimaksudkan agar generasi dulu dan sekarang bisa saling berbagi. Saya makan bagian yang kuning dan anak-anak saya makan bagian yang putih ... hahahahah ... seperti saya ingin berbagi cerita -- sebuah kisah hidup seorang manusia biasa yang bukan siapa-siapa ... hahhahaha ... mudah-mudahan kisah ini bisa dinikmati.

Kesimpulan:
1. Belajarlah Mencintai Bahasa Inggris Sejak Dini
2. Gunakan Buku Yang Bagus dan Sesuai
3. Buatlah Jadual Belajar Rutin
4. Tentukan Tujuan
5. Bertanya Jika Tidak Tahu
6. Situasi Adalah Konteks
7. Jadikan Bahasa Inggris Bahasa Pilihan Anda
8. Buatlah Proyek Pribadi
9. Tidak Terpengaruh Situasi atau Keadaan
10. Bergaul dan Berkomunikasi Rutin Dengan Bahasa Inggris
11. Bekerja di Lingkungan Berbahasa Inggris
12. Mengkoleksi Bahan Bacaan Berbahasa Inggris
13. Tinggal di salah satu negara berbahasa Inggris
14. Menikah Dengan Penutur Asli Bahasa Inggris
15. Pantang Mundur Jika Terjadi Salah Paham
Untuk membaca rincian (serius) dari 15 kesimpulan di atas silahkan KLIK DI SINI

Referensi Untuk Anak Bungsu Saya
Jika Anda tidak suka tulisan saya ... tidak mengapa ... tidak perlu dibaca ... karena saya memang tidak berharap apa-apa dari siapa pun. Saya membuat tulisan ini karena anak bungsu saya (kelas 2 SD) perlu referensi untuk membuat karangan mengenai diri saya (ayahnya) ... mungkin tulisan ini juga bisa menjadi jejak sejarah anak cucu saya dalam memahami diri saya.